Rabu, 30 September 2020

BAB 1 (MEMAHAMI KONSEP SENI)

KD 3.1 Memahami konsep, teknik dan prosedur dalam ragam gerak tari tradisi

A. MEMAHAMI KONSEP SENI

1. Pengertian Seni

Pengertian seni dalam bahasa Indonesia memiliki riwayat peristilahannya sendiri yang tidak sederhana, baik dipandang dari segi terminologis maupun etimologisnya. Hal ini mulanya disebabkan oleh ketiadaan padanan istilah yang pas dalam bahasa Indonesia/Melayu untuk konsep art dalam bahasa Inggris atau kunst dalam bahasa Belanda.
Asal mula kata seni dalam bahasa Indonesia tidak begitu jelas dan memiliki banyak teori, di antaranya adalah:
  • Kata seni dari bahasa Melayu Riau (Sungai Rokan) sonik yang berasal dari kata 'so' atau 'se' artinya adalah 'satu', berasal dari bahasa Sanskerta 'swa' (satu), yang digabung dengan kata 'nik' yang artinya sesuatu yang sangat kecil atau halus. Kata sonik/sonit/seni berarti suatu yang halus bentuk rupa maupun sifatnya.
  • Kata seni dari bahasa Sansekerta sani yang artinya persembahan, pelayanan dan pemberian yang tulus.
  • Kata seni dari bahasa Belanda genie yang artinya kemampuan luar biasa yang dibawa sejak lahir, seperti makna ketiga kata seni dalam KBBI yang berarti genius.

Dari banyak arti seni, dan semakin berkembangnya zaman membuat banyak para ahli mengemukakan pendapatnya mengenai definisi seni. Berikut beberapa pengertian seni menurut para ahli:

  • Aristoteles
Pengertian seni menurut aristoteles adalah bentuk yang pengungkapannya dan penampilannya tidak pernah menyimpang dari kenyataan dan seni itu adalah meniru alam.
  • Alexander Baum Garton
Pengertian seni menurut Alexander Baum Garton bahwa arti seni adalah keindahan dan seni adalah tujuan yang positif menjadikan penikmat merasa dalam kebahagiaan.
  • Immanuel Kant
Pengertian seni menurut Immanuel Kant adalah sebuah impian karena rumus-rumus tidak dapat mengihtiarkan kenyataan.
  • Ki Hajar Dewantara
Pengertian seni menurut Ki Hajar Dewantara adalah hasil keindahan sehingga dapat menggerakkan perasaan indah orang yang melihatnya, oleh karena itu perbuatan manusia yang dapat mempengaruhi dapat menimbulkan perasaan indah itu seni.
Berdasarkan definisi ini seni adalah produk keindahan, di mana manusia berusaha menciptakan sesuatu yang indah dan dapat membawa kesenangan.

2. Pembagian Seni


Cabang-cabang seni budaya dibagi menjadi 4, yakni: 

1. Seni Rupa

Seni rupa fokus pada karya yang memiliki wujud dan rupa yang diekspresikan dalam bentuk lukisan, gambar, patung, kerajinan tangan, multimedia, dan lain-lain.
2. Seni Musik
Unsur bunyi merupakan unsur utama dari seni musik. Sedangkan unsur lain adalah bentuk harmoni, melodi, dan notasi musik merupakan wujud sarana yang diajarkan. Seni musik tumbuh dan berkembang sejak zaman Renaissance sampai saat ini. Seni musik adalah hasil ciptaan manusia yang menghasilkan bunyi ritme dan harmoni yang indah bagi pendengar.
3. Seni Tari
Seni tari adalah hasil ciptaan manusia yang menggunakan gerak tubuh sebagai suatu keindahan. Gerak dalam tari berfungsi sebagai media mengkomunikasikan maksud-maksud tertentu dari koreogragfer. Pada umumnya seni tari digabungkan dengan seni musik. Dengan begitu maka konsentrasi dan konsistensi gerakan tari menjadi lebih sempurna dalam penyampaian pesan dan perasaan.
4. Seni Teater
Seni teater merupakan seni yang memvisualisasikan imajinasi atau menggambarkan buah pikir seseorang. Hasil imajinasi tersebut berhubungan dengan perilaku mahluk hidup, baik secara individu maupun kelompok.

3. Sejarah Perkembangan Seni

Bentuk kesenian tertua yang ditemukan adalah seni rupa, yang meliputi penciptaan gambar atau benda yang sekarang digolongkan menjadi lukisan, patung, cetakan, fotografi dan media rupa lainnya. Bentuk seni seperti patung, lukisan gua, lukisan batu, dan petroglif dari zaman Paleolitikum Akhir telah ada sejak dari 40.000 tahun yang lalu. Lukisan gua di Sulawesi disebut sebagai salah satu artefak seni tertua di dunia. Di gua Lubang Jeriji Saleh, Kalimantan Timur, para arkeolog menemukan gambar serupa binatang sapi yang ditegaskan sebagai karya seni figuratif tertua di dunia, diperkirakan berasal dari 40 ribu hingga 52 ribu tahun lalu (periode Paleolitik Atas dan akhir zaman es), lebih tua 5000 tahun dari penemuan sebelumnya di Sulawesi. Benda seni yang disebut tertua lainnya berasal dari gua di Afrika Selatan, berusia 75.000 tahun, berbentuk rangkaian cangkang keong kecil-kecil yang dilubangi. Wadah yang kemungkinan untuk tempat cat juga ditemukan dengan usia 100.000 tahun. Cangkang kerang dengan goresan oleh Homo erectus yang ditemukan tahun 2014 dipercaya berasal dari 430.000 dan 540.000 tahun yang lalu.

Banyak tradisi besar dalam seni memiliki akar dari salah satu peradaban besar kuno, yakni Mesir Kuno, Mesopotamia, Persia, India, Tiongkok, Yunani Kuno, Romawi, juga Inka, Maya dan Olmek. Tiap-tiap pusat peradaban awal ini mengembangkan gaya khas dalam keseniannya. Dikarenakan ukuran dan usia peradaban-peradaban tersebut, terdapat lebih banyak karya seni yang terselamatkan dan lebih banyak pengaruh yang disebarluaskan kepada budaya-budaya yang datang kemudian. Sebagian dari peradaban tersebut bahkan memiliki catatan terawal bagaimana seniman bekerja. Sebagai contoh, seni zaman Yunani melihat pemujaan bentuk tubuh manusia dan pengembangan keterampilan yang berimbang untuk menunjukkan proporsi otot, ketenangan, kecantikan, dan anatomi yang tepat.

Dalam seni peradaban Bizantium dan Abad Pertengahan Barat, banyak seni berfokus pada ekspresi subjek tentang budaya Alkitab dan keagamaan, dan menggunakan gaya yang menunjukkan kemuliaan yang lebih tinggi bagi dunia surgawi, seperti penggunaan emas pada latar belakang lukisan, atau kaca dalam mosaik atau jendela, yang juga menyajikan figur-figur dalam bentuk yang ideal, berpola (datar). Namun demikian, tradisi realis klasik bertahan dalam karya-karya kecil Bizantium, dan realisme terus tumbuh dalam seni Katolik Eropa.

Seni Renaisans kemudian berkembang dengan lebih menekankan pada penggambaran realistik dunia bendawi, dan tempat manusia di dalamnya. Hal itu tercermin dari penggambaran jasmani tubuh manusia, dan perkembangan metode sistematis penggambaran jauh-dekat dari sudut pandang grafis untuk mendapatkan kesan ruang tiga dimensi.

Di Timur, penolakan seni Islami terhadap ikonografi mengakibatkan pengutamaan pada pola geometris, kaligrafi dan arsitektur. Di Timur jauh, agama juga menguasai gaya dan bentuk kesenian. India dan Tibet memperlihatkan penekanan pada patung lukis dan tarian, sedangkan lukisan agamawi meminjam banyak aturan dari kesenian patung dan cenderung memiliki warna-warna terang yang kontras dengan penekanan pada garis-garis batasnya. Sementara itu, Cina memperlihatkan banyak perkembangan bentuk seni: ukiran giok, kerajinan perunggu, tembikar (termasuk tentara terakota dari Kekaisaran Qin), syair, kaligrafi, musik, lukis, drama, fiksi, dll. Gaya seni Cina sangat beragam dari zaman ke zaman dan masing-masingnya dinamai berdasarkan dinasti yang berkuasa. Jadi, sebagai contoh, lukisan-lukisan dinasti Tang memiliki warna monokromatik dan renggang-renggang, menekankan bentang yang ideal. Akan tetapi, lukisan-lukisan dinasti Ming berwarna-warni dan padat, dan berfokus untuk bercerita dengan pengaturan latar dan komposisi. Jepang juga menamai gaya-gaya dalam kesenian mereka dengan dinasti kekaisaran juga, dan menampakkan banyak pembauran antara gaya kaligrafi dan lukis. Cetak balok kayu menjadi penting di Jepang setelah abad ke-17.

Abad Pencerahan di Barat pada abad ke-18 melihat penggambaran artistik dari sudut kepastian fisik dan rasionalnya, serta visi politik revolusioner dari dunia pasca-monarki, seperti penggambaran Blake tentang Newton sebagai geometer ilahi, atau lukisan-lukisan propaganda David. Hal ini menyebabkan penolakan Romantisisme demi gambar-gambar dari sisi emosional dan individualitas manusianya, dicontohkan dalam novel-novel Goethe. Kemudian penghujung abad ke-19 memunculkan sejumlah gerakan artistik, seperti seni akademik, simbolisme, impresionisme, dan fauvisme.

Sejarah seni abad kedua puluh adalah narasi tentang kemungkinan yang tak terbatas dan pencarian standar-standar baru, masing-masing gerakan ditumbangkan secara berurutan oleh yang datang berikutnya. Dengan demikian, ukuran-ukuran impresionisme, ekspresionisme, fauvisme, kubisme, dadaisme, surealisme, dll. tidak dapat dipertahankan jauh melampaui waktu penemuan mereka. Meningkatnya keterhubungan global sepanjang masa ini memperlihatkan pengaruh yang setara dari budaya lain ke dalam kesenian Barat. Dengan demikian, cetakan balok kayu Jepang (dipengaruhi oleh kejurugambaran Renaisans Barat) memiliki pengaruh besar pada impresionisme dan perkembangan selanjutnya. Contoh lainnya, patung-patung Afrika diambil oleh Picasso dan sampai batas tertentu oleh Matisse. Demikian pula, pada abad ke-19 dan ke-20, gagasan-gagasan Barat memiliki dampak besar pada seni di Timur seperti komunisme dan pascamodernisme yang memberikan pengaruh kuat.[28]

4. Fungsi Seni

Fungsi Seni
Fungsi seni dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu fungsi individu dan fungsi sosial. Berikut penjelasannya:

Bagi individu, seni memiliki fungsi sebagai alat pemenuhan kebutuhan. Adapun bentuk kebutuhan tersebut diantaranya:

a. Fungsi Individu

1. Fungsi Pemenuhan Kebutuhan Fisik
Pada hakekatnya manusia merupakan makhluk homofaber yang memiliki kecakapan untuk apresiasi pada keindahan dan pemakaian benda-benda. Seni terapan memang mengacu kepada pemuasan kebutuhan fisik sehingga segi kenyamanan menjadi suatu hal penting.  
2. Fungsi Pemenuhan Kebutuhan Emosional
Emosi adalah perasaan di dalam diri manusia, baik itu perasaan senang, sedih, marah, cinta, haru, benci, dan lain-lain. Semua orang perlu meluapkan perasaan di dalam diri mereka agar kondisi kejiwaannya tetap normal.  Untuk memenuhi kebutuhan emosional tersebut, manusia membutuhkan dorongan dari luar dirinya. Misalnya, seseorang yang memiliki jiwa seni dan estetika akan mengungkapkan emosinya melalui musik, lukisan, ataupun hal lainnya. Bisa juga ketika seseorang merasa stress, maka ia membutuhkan waktu untuk rekreasi, nonton bioskop, atau hal lainnya untuk meredakan tekanan jiwa.

b. Fungsi Sosial

Fungsi sosial merupakan suatu fungsi seni yang bermanfaat sebagai pemenuhan kebutuhan sosial suatu individu. Terdapat beberapa macam fungsi seni sebagai fungsi sosial sebagai berikut:
1. Fungsi Pendidikan
Seni memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Pendidikan dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu: Melalui seni, individu dapat belajar tentang nilai-nilai dan ilmu pengetahuan dengan cara yang menyenangkan. Misalnya seorang siswa dapat belajar musik atau drama, dimana kegiatan ini dapat mengekspresikan diri mereka kepada orang lain.
2. Fungsi Keagamaan/Religi
Seni punya peranan penting dalam penyampaian pesan keagamaan kepada manusia. Hal ini dapat dilihat dari busana/ pakaian, lagu rohani, upacara pernikahan, upacara kematian, kaligrafi, dan lain-lain. Contohnya gamelan yang digunakan dalam upacara ngaben di bali (gamelan gambang, luwang, dan angklung). Atau pada Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Relief yang terdapat di dinding Candi tersebut merupakan ilustrasi kitab suci agama Budha dan Hindu.
3.  Fungsi Informasi
Melalui seni juga dapat menjelaskan sesuatu kep
ada orang lain dengan lebih mudah. 
Misalnya penggunaan poster yang bernilai seni dimana di dalamnya terdapat informasi tentang bahaya narkoba, pentingnya imunisasi, dan penyampaian program pemerintah. Atau dapat juga dengan pagelaran wayang kulit, wayang orang, drama komedi dan reklame.
4. Fungsi Hiburan
Sebagian besar yang berkaitan dengan hiburan mengandung unsur seni dimana para pelaku seni dapat mengekspresikan diri secara aktif atau pasif. Seorang seniman dapat merasakan senang, terharu, marah, ketika karyanya disukai atau tidak disukai orang lain. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BAB 1 (MEMAHAMI KONSEP SENI)

KD 3.1 Memahami konsep, teknik dan prosedur dalam ragam gerak tari tradisi A. MEMAHAMI KONSEP SENI 1. Pengertian Seni Pengertian seni dalam ...