Rabu, 23 September 2020

BAB 2 (BENTUK, JENIS dan UNSUR TARI)

KD 3.2 Memahami bentuk, jenis, dan nilai estetis dalam ragam gerak dasar tari tradisi

BENTUK, JENIS dan UNSUR TARI TRADISI


A. Bentuk Tari

Bentuk (form) sehubungan penataan dengan komposisi tari, menurut Autard merupakan proses penataan atau pembentukan sebuah komposisi tari menghasilkan bentuk keseluruhan. Kata bentuk (form) digunakan pada bentuk seni manapun untuk menjelaskan sistem yang dilalui oleh setiap proses pekerjaan karya seni tersebut. Ide ataupun emosi yang dikomunikasikan sang penciptanya tercakup didalam bentuk tersebut. Bentuk merupakan aspek yang secara estetis dievaluasi oleh penonton di mana penonton pada umumnya tidak melihat setiap elemen karya seni yang ditampilkan tetapi memperoleh kesan secara keseluruhan dari karya tersebut.

John Martin menyatakan  bahwa bentuk dapat didefinisikan sebagai hasil dari penyatuan berbagai elemen tari, yang dipersatukan secara kolektif sebagai kekuatan esteteis, yang tanpa proses penyatuan ini bentuk tersebut tidak akan terwujud. Keseluruhan atau kesatuan bentuk itu , menjadi lebih bermakna dari pada beberapa bagiannya yang terpisah. Proses menyatukan, untuk memperoleh bentuk itu, dinamakan komposisi.

Berdasarkan pengertian bentuk pada tari maka dapat disimpulkan bentuk tari berdasarkan geraknya yaitu:

1. Gerak representasional, (gerak murni) bentuk gerak yang hanya mementingkan bentuk artistik atau kebutuhan keindahan dari gerak saja (dalam gerak tari Sunda terdapat beberapa istilah gerak capang, adeg-adeg, gerak keupat, dan jenis gerak lainnya yang hanya mementingkan masalah keindahan termasuk bentuk gerak tari kreasi). Ciri-ciri gerak murni adalah gerakkanya lemah gemulai tidak ada artinya dan bisa dilakukan dengan gerakan tangan, kepala, kaki, bahkan seluruh anggota badan. Contohnya gerakan ukel menggunakan tangan saja.



2. Gerak non representasional,(gerak maknawi) gerak yang mempunyai makna atau maksud tertentu. Disebut juga gerak maknawi merupakan gerak yang telah diubah menjadi gerak indah yang bermakna dalam pengolahannya mengandung suatu pengertian atau maksud tertentu disamping keindahannya. Gerak maknawi disebut juga gerak gesture, bersifat menirukan (imitatif dan mimitif). Imitatif adalah gerak peniruan dari binatang, dan alam. Sedangkan mimitif adalah gerak peniruan dari gerak gerik manusia. Misalnya melihat gerakan menempel telapak tangan didada bisa mengandung arti sedih dn sebagainya. Gerak maknawi pada contoh tersebut sudah mengalami stilisasi atau distorsi, yang artinya gerak tersebut telah mengalami perubahan dari gerakan aslinya untuk dijadikan gerak tari.



B. Jenis Tari

Secara garis besar jenis tari dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

1. Jenis Tari Berdasarkan Pola Gerakan

Jenis tari berdasarkan atas pola gerakannya dapat dibagi menjadi:

a. Tari Tradisional, merupakan tari yang ada sejak zaman nenek moyang yang diwariskan secara turun temurun. Sebuah tarian tradisional biasanya mengandung nilai filosofis, simbolis dan religius. Semua aturan ragam gerk tari tradisional, formasi, busana, dan riasannya hingga kini tidak banyak berubah.


Tari tradisional dibagi menjadi tari tradisional kerakyatan dan tari tradisional klasik:

1) Tari Tradisional Kerakyatan, tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan masyarakat umum atau rakyat biasa. Tari tradisional kerakyatan biasanya digunakan sebagai tari hiburan, pergaulan, juga sebagai wujud rasa syukur. Memiliki ciri-ciri bentuk gerak, irama, ekspresi, dan rias busana yang sederhana serta sering disajikan secara berpasang-pasangan atau kelompok. Contohnya: tari aran Kepang/Kuda Lumping (Jawa), tari Jaipong (Jawa Barat), tari Banyumasan, tari Payung, Lilin (Sumatera Barat), tari Saman (Aceh) dan lain-lain.


2) Tari Tradisional Klasik, dikembangan oleh kaum bangsawan di istana. Bentuk gerak tarinya baku dan tidak bisa diubah. Pengembangan tari tradisional klasik lebih sulit karena hanya bisa dilakukan dalam kelompok bangsawan tersebut. Fungsi tari klasik biasanya digunakan sebagai sarana upacara kerjaan dan adat. Bentuk gerak, penghayatan, irama, rias, dan busanannya terkesan lebih mewah dan estetis. Contohnya: tari Topeng Klana (Jawa Barat), tari Beskalan, tari Remo (Jawa Timur), tari Bedhaya, tari Srimpi, tari Sawung (Jawa Tengah), tari Pakarena dan Pajaga (Sulawesi Selatan), tari Rejang dan Sang Hyang (Bali).

 

b. Tari Kreasi Baru, adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan gerak tari tradisional kerakyatan dengan tari tradisional klasik. Gerak tari kreasi berasal dari satu daerah atau berbagai daerah di Indonesia. Selain bentuk geraknya, rias, busana dan irama iringannya, juga merupakan hasil modifikasi tari tradisi. Bentuk gerak tari baru misalnya operet (mempertegas lagu dan cerita), pantomim (gerak patah-patah penuh tebakan), dan kontemporer (gerak ekspresif spontan, terlihat tak beraturan tapi terkonsep). Merupakan tarian yang lepas dari standar tari yang baku. Dirancang menurut kreasi penata tari sesuai dengan situasi kondisi dengan tetap memelihara nilai artistiknya. Tari kreasi baik sebagai penampilan utama maupun sebagai tarian latar hingga kini terus berkembang dengan iringan musik yang bervariasi, sehingga muncul istilah tari modern.

Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi dua golongan yaitu:                   1. Tari Kreasi Baru Berpolakan Tradisi

Yaitu tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam koreografi, musik/karawitan, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun ada pengenmbangan tidak menghilangkan esensi ketradisiannya. Contohnya: Tari Lilin, Tari Mayang Rontek, Tari Angsa dll

2. Tari Kreasi Baru Tidak Berpolakan Tradisi (Non Tradisi)

Tari kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi, musik, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Contohnya: Tari Modern Dance, Ballet, Break Dance


2. Jenis Tari Berdasarkan Bentuk Penyajiannya


Jenis tari ini dapat dibagi menjadi lima, yaitu:

a. Tari Tunggal, merupakan bentuk tari yang ditarikan secara individu/sendiri, baik perempuan atau laki-laki. Penari memiliki tanggung jawab pribadi untuk menghapal gerak dan formasi dari awal sampai akhir pementasan. Tari tunggal biasanya memiliki alur cerita atau penokohan yang mengambil tema seperti kepahlawan atau percintaan. Dalam jenis tarian ini para penari biasanya berperan menggambarkan atau menyampaikan karakter seorang atau makhluk hidup lain seperti binatang. Selain dikenal dengan tari tunggal kesenian yang memperlihatakan kebolehan seseorang dalam menggerakkan anggota badan ini juga kerap disebut dengan tarian solo yang berarti sebuah tari yang dimainkan oleh satu penari.

Namun jangan salah, tidak semua jenis tari tunggal dimainkan dan dipertunjukkan oleh satu penari saja. Namun beberapa jenis tarian dari bentuk tari tunggal ini kerap terlihat dipertunjukkan oleh dua penari atau lebih yang masing-masing menari secara bergantian. Contohnya: tari Panji Semirang (Bali), tari Topeng (Jawa Barat), tari Golek (Jawa Tengah).

 

b. Tari Berpasangan, adalah tarian yang bisa dilakukan oleh penari laki-laki dan perempuan, sesama laki-laki, atau sesama perempuan. Penari harus memperhatikan keselerasan geraknya dengan gerak pasangannya. Mereka harus saling mengisi dan melengkapi, juga melakukan repons dan kerja sama.

Sama halnya dengan tari tunggal, tarian ini juga kerap terihat dipentaskan secara berkelompok, akan tetapi kelompok penari tersebut tetap menari saling berpasangan. Contohnya: tari Gale-gale (Papua), tari Payung (Melayu), tari Cokek (Jakarta), tari Piso Surit (Batak), dan lain-lain.

 

c. Tari Kelompok, adalah bentuk tarian yang ditarikan oleh tiga orang atau lebih. Tari jenis ini memerlukan kerjasama yang lebih baik lagi. Keselarasan gerak dan permainan komposisi sangat menentukan. Contoh dari tari kelompok memang sangat banyak mulai dari jenis tari tradisional maupun tarian kreasi baru termasuk jenis tari kelompok. Contohnya: tari Bedhaya Ketawang (6 orang, Surakarta, Jawa Tengah), tari Bedhaya Semang (6 orang, Yogyakarta), tari Lawung (4 orang, Jawa Tengah), tari Kecak, tari Jangger (Bali).




d. Tari Masal, adalah bentuk penampilan tari yang ditarikan oleh banyak penari  dan memperagakan tarian yang sama.



e. Tari Kolosal, adalah bentuk tarian yang menyajikan suaatu tarian, yang menampilkan lebih dari 20 penari untuk menciptakan suatu karya tari yang menarik, dan biasanya tari kolosal disajikan saat acara-acara besar seperti pawai.



3. Jenis Tari Berdasarkan Tema


Jenis tari berdasarkan temanya dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Tari Dramatik, adalah tari yang dalam pengungkapannya menggunakan cerita, tari dramatik bisa dilakukan oelh seorang penari atau lebih dan atau banyak orang. Tari dramatik di Indonesia pada umumnya berbentuk drama tari yang berdialog maupun yang tidak berdialog. Drama tari yang berdialog ada 2 macam yakni drama tari berdialog puisi atau tembang dan drama tari yang berdialog prosa liris.

 

b. Tari Nondramatik, adalah tari yang tidak menggunakan cerita ataupun yang mengandung unsur drama. 


C. Unsur Tari

1. Unsur Dasar Tari

        Unsur utama dalam seni tari adalah Gerak. Gerak merupakan medium umum dalam tari, walaupun secara visual karya tari selalu ditangkap lewat visualnya, seperti: gerak, rias, busana, property dan sebagainya. Gerak sebagai medium utama mengandung kesan-kesan yang dimaksud, kesan akan bentuk yang pertama ditangkap oleh penglihatan adalah gerak itu sendiri. Penggunaan dan kesadaran unsur-unsur gerak untuk pembentukan karya tari diharapkan mampu menghantarkan proses penggarapan sebuah karya tari yamh diminati.


Menurut Syafii, dkk (2002:6.17) berdasarkan kepada keperluan atau fungsinya, gerak dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:

1) Gerak bekerja merupakan suatu gerakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia. Aspek hayatan maupun aspek ungkapan kehidupan jiwa tidak pernah dipikirkan. Jadi merupakan gerakan manusia yang dilakukan untuk mencapai keseimbangan hidup dengan berdasarkan pada nilai kesejahteraan material.


2) Gerak bermain merupakan suatu kegiatan bergerak yang bersifat jasmaniah yang melibatkan sejumlah pelaku. Mereka yang terlibat dalam peristiwa bermain berusaha menghindarkan kesan emosional dan lebih menekankan pada kesadaran kebersamaan yang saling memberikan.


3) Gerak tari lebih bersifat keluar, terjadi komunikasi antara pribadi yang terlibat. Di dalam kesenian seorang seniman menciptakan karyanyakarena ia mengahayati kebenaran-kebenaran yang tidak dapat diwujudkan dalam keseharian.


Selain dibedakan atas keperluan dan fungsinya gerak juga dapat dibedakan atas dasar penyampaian wujud dan maksud yang diketengahkan, diantaranya:


Pertama, adalah gerak yang diutarakan melalui simbol-simbol maknawi, dalam dunia tari gerak yang dibawakan secara imitatif dan interpretatif melalui simbol-simbol maknawi disebut gesture.


      Kedua, adalah gerak murni yang lebih mementingkan segi artistik dan tidak menyampaikan pesan maknawi.


      Ketiga, merupakan gerak penguat ekspresi yang dinamakan signal. Gerak ini merupakan penambahan atau penguat dalam mengungkapkan sesuatu maksud yang disampaikan lewat dialog.


Keempat, adalah perpindahan tempat


Menyimak paparan diatas, yang perlu diperhatikan dalan gerak bukan hanya fungsi dan keperluannya atau penyampaian wujud dan maksudnya yang diketengahkan yang tidak kalah pentingnya juga adalah tiga unsur dalam gerak yang perlu mendapat perhatian, yaitu: Volume: merupakan suatu kesan ruang yang timbul oleh kedudukan anggota tubuh. Garis: terjadi karena posisi anggota tubuh membentuk kesan-kesan garis. Bentuk: adalah keseluruhan pose gerak pada saat berhenti.


2. Unsur Pembangun Gerak Tari 

Gerak tari akan tercipta dengan adanya unsur-unsur pembangun sebagai berikut:

a. Tenaga

Dalam kehidupan kita sehari-hari pasti menggunakan tenaga, setiap kita melakukan gerak, pasti akan memerlukan gerak, pasti akan memerlukan tenaga. Baik itu berjalan, makan, ke sekolah, mandi dan lain-lain. Demikian juga dalam seni tari tenaga sangat diperlukan. Karena tanpa tenaga tidak mungkin dapat dihasilkan gerak yang baik. Yang dimaksud tenaga dalam tari adalah kekuatan yang akan mewakili, mengendalikan, dan menghentikan gerak. Perubahan-perubahan yang terjadi oleh penggunaan tenaga yang berbeda dalam gerak tari, akan membangkitkan atau mempengaruhi penghayatan terhadap tarian.  


Penggunaan tenaga dalam tari meliputi beberapa aspek, yaitu:

1. Intensitas, berkaitan dengan banyak sedikitnya penggunaan tenaga sehingga menghasilkan tingkatan ketegangan.

2. Aksen/tekanan, terjadi apabila perubahan tenaga dilakukan tiba-tiba dan kontras. Terdapat tenaga keras dan lembut.

3. Kualitas, adalah efek gerak yang diakibatkan oleh cara penggunaan atau penyaluran tenaga, misalnya: gerak mengayun, gerak perkusi, gerak lamban, gerak bergetar, dan gerak menahan.


b. Ruang

Ruang adalah salah satu unsur pokok yang menentukan terwujudnya suatu gerak, karena setiap gerak yang dibuat memiliki desain ruangan dan berhubungan dengan benda-benda lain dalam dimensi ruang dan waktu, jadi tidak mungkin gerak lahir tanpa adanya ruang. Maka dari itu, penari dapat bergerak, menari, atau membuat gerakan-gerakan tari karena adanya ruang.


Ruang di dalam tari dapat dibedakan dari ruang yang diciptakan oleh penari dan ruang pentas atau ruang penari melakukan gerak.

1. Ruang yang diciptakan oleh penari adalah ruang yang langsung berhubungan dengan penari, yang batas imajinasinya adalah batas yang paling jauh yang dapat dijangkau oleh tangan dan kaki penari dalam keadaan tidak berpindah tempat.


2. Ruang atau tempat penari melakukan gerak adalah wujud ruang secara nyata, merupakan arena yang dilalui penari saat melakukan gerak.

Tidak boleh dilupakan juga bahwa dalam ruang, baik itu ruang yang diciptakan oleh penari mupun ruang tempat menari, meliputi: garis, volume, arah, level, dan fokus.


Dalam tari, level dibagi menjadi tiga jenis yakni:
1. Level tinggi dihasilkan dari gerakan kaki jinjit dan meloncat
2. Level sedang dihasilkan dari gerakan kaki tanjak, mendhak dan membungkuk
3. Level rendah dihasilkan dari gerakan tidur, duduk dan berguling


c. Waktu

Yang dimaksud dengan waktu, adalah elemen yang membentuk gerak tari. Selain unsur tenaga, unsur waktu ini tidak dapat dipisahkan antara satu dan lainnya, karena merupakan suatu struktur yang saling berhubungan, hanya perannya saja yang berbeda. Elemen waktu berkaitan dengan ritme tubuh dan ritme lingkungan. Unsur waktu sangat berkaitan dengan unsur irama yang memberi nafas sehingga unsur tampak hidup. Gerak yang dilakukan dalam waktu sedang, cepat maupun lambat akan memberikan daya hidup pada sebuah tarian.


Faktor-faktor yang sangat penting dalam unsur waktu adalah:

1.  Tempo, berarti kecepatan gerak tubuh kita, yang dapat dilihat dari perbedaan panjang pendeknya waktu yang diperlukan.

2.  Ritme, dalam gerak tari menunjukkan ukuran waktu dari setiap perubahan detail gerak. Ritme lebih mengarah kepada ukuran cepat atau lambatnya setiap gerakan yang dapat diselesaikan oleh epnari. (Syafi’i 2002:6.20)

Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh penari diatas pentas dapat memberikan kesan berbeda kepada penonton, misalnya:


1.    Anda menonton sebuah pertunjukan tari yang selalu dalam tempo dan gerakan-gerakan cepat, apa yang anda rasakan? Mungkin saja anda atau penonton lainmempunyai kesan bahwa tarian itu aktif, dinamis dan tidak membosankan. Tetapi, bisa pula sebaliknya anda atau pula penonton yang lainnya merasa lelah atau capek karena gerakan tersebut selalu dilakukan dalam tempo yang cepat.

2.    Anda menonton sebuah pertunjukan tari dengan tempo dan gerakan-gerakan yang lambat apa yang anda rasakan? Mungkin anda akan merasa tenang, damai serasa mengalun. Tetapi tidak menutup kemungkinan penonton lain merasa jenuh karena dengan tempo dan gerakan yang lambat terus menerus serasa membosankan.

3.    Anda menonton sebuah pertunjukan tari dengan gerakan dan tempo yang berbeda. Suatu saat gerakannya sangat cepat dan mengalun, saat berikutnya cepat dan mengentak apa yang anda rasakan? Mungkin anda suatu saat terbuai dengan alunan yang lembut dan disaat yang lain anda diajak untuk terjaga dan bergairah dengan tempo yang cepat.

            Dalam uraian mengenai gerak tari dapat disimpulkan bahwa gerak didalam tari adalah gerak wantah yang telah diubah menjdi sebuah tari yang indah yang gerakannya telah mengalami stilisasi ataupun distorsi dengan memperhatikan tenaga, ruang dan waktu.

3. Unsur Pendukung Tari

Setelah mengetahui unsur utama yang harus ada dalam sebuah tarian, alangkah baiknya bila kita mengetahui unsur tambahannya. Memang, unsur ini adalah pelengkap dari keempat unsur tari di atas tapi tidak serta merta dapat diabaikan begitu saja karena unsur ini sangat mendukung sebuah tarian. Bisa jadi, apabila beberapa unsur tambahan ini tidak diperhatikan juga dapat mempengaruhi keberhasilan sebuah pertunjukan sendratari.


a. Tata rias dan kostum

Tidak mungkin sebuah pertunjukan tarian menampilkan penari dengan kostum dan riasan seadanya. Pasti ada riasan khusus dan kostum yang sesuai dengan tarian dan karakter yang dibawakan penari. Unsur ini mendukung tercipatanya suasana tarian dan menyampaikan karakter serta pesan secara tersirat.

 

b. Pola lantai

Tarian juga akan indah apabila penari bisa menguasai pola lantai. Tidak hanya melulu berada di tengah panggung tapi juga bergerak kesana kemari sehingga tidak membuat penonton bosan karena monoton. Hal ini juga sangat penting untuk tarian yang dibawakan oleh banyak penari supaya antar penari tidak saling bertabrakan sehingga gerakan yang ditampilkan dapat selaras, kompak dan teratur. Dalam sebuah tarian (terutama tari kelompok), pola lantai perlu dipehatikan. 


Ada beberapa macam pola lantai pada tarian, anatara lain:

1. Pola lantai vertikal: pada pola lantai ini, penari membentuk garis vertikal, yaitu garis lurus dari depan ke belakang atau sebaliknya.


2. Pola lantai horizontal: pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis lurus kesamping.


3. Pola lantai diagonal: pada pola lantai ini, penari berbaris membnetuk garis menyudut ke kanan atau ke kiri.


4. Pola lantai melingkar: pada pola lantai ini, penari membentuk garis  lingkaran.




c. Setting panggung

Seni pertunjukan tari yang baik akan memperhatikan pengaturan panggungnya. Hal ini penting karena dengan adanya panggung yang sesuai tarian, tidak terlalu sempit, dan tertata rapi akan menimbulkan kesan pada penonton. Setting panggung yang dimaksud juga termasuk pencahayaan. Sekiranya panggung sendratari tidak terlalu gelap. Intinya, panata ruangan harus bisa menyesuaikan dengan tari yang akan dibawakan.

 

d. Property

Dalam tarian tertentu, penari akan membawa properti. Properti ini merupakan alat pendukung sseperti selendang, piring, payung, lilin dll. Meskipun memang tidak semua tarian mengunakan properti, unsur ini juga perlu diperhatikan untuk mendukung visualisasi tarian.

Dengan adanya aksesoris penunjang, penonton makin yakin bahwa tarian yang dibawakan telahdipersiapkan sebaik-baiknya. Selain itu, juga ada aksesoris penunjang yang memudahkan penonton untuk mengetahui karakter tarian yang dibawakan. 


e. Musik Iringan

Dalam tari musik inringan sangat menentukan dan mendukung terciptanya tarian yang indah. selain itu juga dengan musik, para penkmat tari jadi lebih mudah untuk memahami tarian tersebut. 

Musik bisa haislkan dari 2 unsur yaitu musik internal dan eksternal. musik intrenal ialah musik yang dihasilkan dari tubuh penari ketika menari, contoh suara cak cak cak pada tari kecak.Sedangkan musik eksternal ialah musik yang dihasilkan dari alat musik lain, bisa dari gamelan, rekaman atau alat musik yang lain. 

Demikian penjelasan mengenai unsur seni tari. Baik unsur utama maupun tambahan saling melengkapi dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Apabila unsur tersebut diperhatikan dan dipadukan dengan harmonis maka pesan yang ingin dsampaikan kepda penonton dapat tersampaikan dengan baik. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BAB 1 (MEMAHAMI KONSEP SENI)

KD 3.1 Memahami konsep, teknik dan prosedur dalam ragam gerak tari tradisi A. MEMAHAMI KONSEP SENI 1. Pengertian Seni Pengertian seni dalam ...